Program Safari Wukuf, Dirjen PHU: Kita Tidak Memungut Biaya Apapun dari Jemaah


post-title

Mina, Arab Saudi – Dalam suasana puncak pelaksanaan ibadah haji yang penuh dinamika, tidak hanya petugas teknis yang berjibaku memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia. Turut hadir dan turun langsung ke lapangan, Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji, Umrah, dan Hubungan Luar Negeri, Dr. H. Bunyamin M. Yapid, yang menunjukkan keteladanan nyata bahwa pelayanan jemaah haji adalah tanggung jawab bersama, tanpa memandang jabatan ataupun posisi.

Pada momentum puncak Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina), khususnya di Mina yang dikenal sebagai fase paling krusial dalam rangkaian ibadah haji, Dr. Bunyamin tidak sekadar berada di ruang koordinasi atau menjalankan tugas diplomasi antar lembaga. Ia justru memilih terjun langsung ke tengah-tengah jemaah dan petugas. Dalam sebuah peristiwa yang mengharukan, Dr. Bunyamin ikut serta mengantar sejumlah jemaah haji Indonesia yang tersesat kembali ke maktab (tenda) asal mereka. Ia memandu jemaah yang tampak kelelahan dan kebingungan dengan sabar dan tenang di tengah terik matahari dan kepadatan lautan manusia.

“Kita semua adalah pelayan tamu Allah. Di sini, tidak ada jabatan dan tidak ada tahta yang berlaku. Semua harus turun tangan, semua harus melayani,” tegas Dr. Bunyamin saat ditemui usai membantu jemaah yang tersesat, Sabtu (7/6/2025) waktu setempat.

Menurutnya, fase Mina adalah titik paling kritis dalam seluruh rangkaian ibadah haji. Banyak jemaah yang mengalami kelelahan hebat usai perjalanan panjang dari Arafah ke Muzdalifah, dan kemudian harus melanjutkan aktivitas melontar jumrah yang cukup menguras tenaga. Dalam kondisi tersebut, kata dia, kehadiran petugas yang tanggap dan penuh empati menjadi penentu utama kenyamanan dan keselamatan jemaah.

“Jamaah banyak yang kelelahan, namun tetap harus melanjutkan rangkaian ibadah seperti melontar jumrah. Di sinilah peran PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) sangat dibutuhkan secara masif. Pelayanan tidak boleh mengendur, bahkan harus ditingkatkan,” ujar Bunyamin.

Ia menambahkan bahwa sebagai tenaga ahli di Kementerian Agama, khususnya dalam bidang haji, umrah, dan hubungan luar negeri, ia bersama tim merasa terpanggil untuk turut mendukung langsung dari lapangan. “Kami di Tenaga Ahli Menteri tidak ingin hanya memantau dari jauh. Kami harus hadir langsung di titik-titik krusial, dari puncak Armuzna hingga ke proses lontar jumrah di Jamarat. Ini bagian dari ikhtiar bersama agar jemaah merasa benar-benar dilayani dan terlindungi,” katanya.

Langkah nyata Dr. Bunyamin ini mendapat apresiasi dari banyak pihak. Beberapa petugas PPIH di Mina mengungkapkan bahwa kehadiran sosok seperti Dr. Bunyamin memberikan suntikan semangat tersendiri bagi tim di lapangan. “Kami sangat tersentuh melihat beliau turun langsung membantu jemaah. Ini menunjukkan bahwa semangat melayani itu bukan hanya slogan, tapi sudah menjadi tindakan nyata,” ujar salah satu petugas sektor Mina.

Selain membantu jemaah yang tersesat, Dr. Bunyamin juga terlibat dalam peninjauan langsung kondisi tenda, logistik, distribusi makanan, dan kesiapan layanan kesehatan di beberapa maktab. Ia berdialog langsung dengan jemaah dan mendengarkan keluhan mereka untuk segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait.

Melalui tindakan ini, Kementerian Agama RI kembali menunjukkan komitmennya bahwa pelayanan haji bukanlah sekadar urusan administratif atau seremonial, melainkan sebuah amanah spiritual dan sosial yang menyatukan semua unsur dalam semangat khidmat kepada tamu-tamu Allah.

Dengan berakhirnya masa puncak ibadah haji di Mina, diharapkan semangat gotong royong dan kesediaan para pejabat untuk turun langsung ke lapangan seperti yang dicontohkan oleh Dr. Bunyamin dapat terus menjadi budaya kerja dalam penyelenggaraan haji ke depan. Sebab, sejatinya, keberhasilan haji bukan hanya diukur dari angka statistik, tetapi juga dari seberapa dalam para petugas hadir dalam hati dan pengalaman spiritual jemaah.

 

 


Tags:

  • Share this: